Friday, January 21, 2011

Formula menambah bangsa ialah kahwin dan beranak

Jika Takut Miskin Berkahwinlah -Presiden Iran


Tehran Khamis 20 Jan 11: Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad, berkata Al-Quran menyatakan bahawa jika kamu takut miskin, maka berkahwinlah. "Barat ingin menusia hidup bebas dalam pusaran hawa nafsu, sementara kita ingin manusia bebas dalam ikatan spiritual, karena itu metode kita berbeda dengan cara Barat. Kita harus mengkristalkan teladan Islam dalam pemikiran kita secara bertahap, kemudian mengaktualisasikannya dalam kehidupan dan aktivitas kita," tambahnya.

Dalam ucapan dengan jajaran pejabat Provinsi Yadz, ahmadinejad mengkritik keras slogan "Dua Anak Cukup."Sebagaimana dilaporkan IRNA, Ahmadinejad mengatakan, slogan dua anak cukup (seperti yang amalkan di Indonesia) sebenarnya formula untuk memusnahkan sebuah bangsa.

Ditambahkannya, metode ini merupakan jalan yang kini menciptakan krisis di tengah masyarakat Eropa. Ahmadinejad menilai teori dua anak cukup sebagai pandangan yang didasari pada pemikiran humanisme dan kapitalisme Barat. Ditegaskannya, riset para ilmuan Iran menyimpulkan bahwa mereka pernah hidup dalam keluarga besar yang anggotanya mencapai delapan dan sembilan orang.

Seraya menolak pandangan bahwa jumlah yang sedikit pasti mendapat kesejahteraan, Ahmadinejad menuturkan, "Pada awal revolusi, kita memproduksi minyak lebih dari lima juta barel, padahal jumlah populasi Iran setengah dari jumlah sekarang. Namun kini produksi minyak kita hanya setengah dari itu, sementara jumlah penduduk mencapai dua kali lipat, tapi dengan memperhatikan fasilitas dan infrastruktur yang telah dibangun, kondisi kesejahteraan masyarakat meningkat beberapa kali lipat."

"Barat berpendapat bahwa pernikahan akan mendatangkan kemiskinan. Sebenarnya pandangan itu ingin memperluas kerusakan di dunia," jelasnya. "Masalah ini sudah populer di tengah masyarakat kita. Para pemuda tidak akan menikah sebelum memiliki rumah dan mobil, akibatnya usia rata-rata pernikahan di kalangan perempuan mencapai 23 tahun, dan laki-laki 26 tahun."

"Menunda-nunda dalam usia pernikahan, memiliki dampak mental, psikologi dan budaya." Jelasnya. (Ibnu Hasyim)

No comments: